Senin, 13 April 2015

Kalimat Indah yang dulu,, part..2



Kalimat Indah yang dulu,,   part..2


1.     Kk lagi menikmati sore yang jatuh di sela rimbunya daun, dan setiap ujung ranting nya menebarkan keindahan sore. (03-08-2011)
2.    Sekali waktu saya ajak adik menikmati sore yang  indah, kita menikmati senandung zikir dari burung bangau yang pulang kesarang. (03-08-2011)
3.    Sore ini entah sore yang kebarapa aku mengeja nama mu di sela rimbunnya rindu, dan sore ini sebaris rindu kembali hadir di gigir kampus unidayan, sembilu lara hati tapi ramadhan menguatkan segalanya.
4.    Titik air matamu bercerita tentang waktu yang telah jauh bergerak, entah berapa bahagia yang bisa kau takar atau berapa derita yang kau kalungkan di leher indah sang bunda, atau memang waktu mu belum tiba untuk menyamai keduanya.
5.    Adakah tangis sudah kau kemas dalam doa agar sempurna kau mengeja pintu tuk kebahagian orang-orang yang kau kasihi.
6.    Allah meridhai setiap yang memiliki kesungguhan
7.    Keindahan kata lahir dari gerak hati yang selalu suci untuks ebuah rasa.
8.    Semoga rasamu selalu menyanyikan keabadian dan tak perna termamah oleh benci dan dendam.
9.    Waktu adalah pedang, manfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampai dia melukai dan memutuskan impianmu.

10.  Kau selalu tersimpan disini, disaku baju kiriku tepat idekat jantungku yang biasa memanggil nama mu, aku melindungimu dengan kekuatan rasa ku dan semoga kau tetap abadi dalam rasa ku.
11.  Siang menancapkan angkuhnya bertahta dalam panas yang membara, kau masi dalam ruang sepi seperti petapa tua sambil  memegang tasbih tua, kau pengembara ilmu di rantau.
12.  Ada gelisah setiap mengingat mu, sebab rasa telah kau titip di ujung hati, rindu menari membunuh sepi yang menggoda, memang kau telah menghipnotisku.
13.  Seperti kemarin, masi saja aku menyebut namamu berulang ku eja dan kutemukan ketulusan di setia mu, tolong jaga hati mu seperti aku menjaga setiaku disetiap butiran waktu.
14.  Adalah kau inspirasiku yang membuat kata menjadi kalimat indah, buat mu aku akan menjadi penulis kitab rindu dan cinta, kaulah tinta keabadianku.
15.  Saat ini kembali aku disini dengan arca janji  yang kau lukis dengan kalimat indah, aku akan tetap disini mengarsir setiap ceritamu tentang kesetiaan, kau nan jauh disana jagalah segala rasa yang mengalir dari hati mu, rasa yang melenyapkan segala dendam dan benci, jagaah hati mu hingga akhir waktu.
16.  Masih ingatkah kau tentang deru mobil atau engkau telah melupakan jok mobil dimana janji kau bisikan dan atau kamu telah melupakan malam dimana mobil mengantar kita pada puncak kesetiaan..?, aku yakin kamu masih ingat mobil tua yang perna kau dorong.

17.  Aku hanya penanti yang selalu duduk dengan mantra yang telah kau ajarkan, aku yakin kamu pasti kembali memenuhi janji yang kau ucap di ujung malam.
18.  Apa semua kenangan indah itu tersimpan dalam tabung ingatan mu atau semua hanya cerita usang yang telah kau lipat dan kau simpan dekat got dimana tikus biasa mati terkapar.
19.  Apa cerita itu tetap abadi dan indah atau hanya sebuah cacatan yang tak perlu di kenang.
20. Terima kasih atas rasa dan setiamu, moga tidak perna habis temamah zaman.
21.  Malam dengan desauh angin dari ranting tua telah menyelimuti sepi dengan dingin, kau masih seperti kemarin sebagai penanti laksana petapa, apa yang aku bisa berikan dari ribuan mil dari mu adalah kata setialah.
22. Tidurlah dengan lelap dalam dekapan malam yang selalu menemani sepi mu, bermimpilah bersama para malaikat, esok saat kau tersadar temukan kebahagiaan di sepanjang hari mu.
23. Dari ruang sempit kau marajut asa, hari mu tak seindah pelangi, kendala menari, hambatan bernyanyi tapi semangatmu setegar arca yang takusang di mamah zaman.
24. Bunda berdirilah didepan gapura rumah kita yang sederhana, ajak para tetangga karna esok aku akan datang dengan mengalungkan medali emas atas perjuangan mu mengantarkan aku maraih sukses.
25. Meski raga mu tak bisa di dekapnya, meski dia tak bisa mengeja impianmu, meski senyum mu piar dari rung kamarnya, tapi dia merasakan degup jantung dan aliran darahmu karna dia ibumu mata air kehidupanmu.

to be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar